Perasaan di Masa Pandemi Covid-19 Bagian Pertama

Mahija Parama Ascarya Supala (me) dengan Lokomotif Dinas KA 282 Matarmaja (Gapeka 2023)

Ketika membahas sebuah perasaan pribadi, semua memiliki perasaan pribadi tersendiri, terutama untuk diriku sendiri sebagai orang yang secara berkala bersikap individualis yang hidup di masa Pandemi Covid-19. Orang individualis bisa juga disebut orang pribumi. Orang pribumi bisa bersifat sesat, bisa bersifat mendidik, dan bisa bersifat senang berbagi suatu hal dari segi tindakan. Menurut orang individualis sepertiku, kepuasan dapat timbul di dalam diriku saat dianggap aktif menyalurkan pemahaman, pengetahuan, dan kepribadian melalui berbagai media sosial, seperti halnya WhatsApp, Twitter, Instagram, dan media sosial lainnya. Orang individualis dapat membagikan ilmu atau informasi dengan kesan yang panjang agar terlihat berbeda dari yang lain, tidak seperti orang pada umumnya yang suka pesan singkat. Jangankan pesan singkat, orang umum lebih menyukai bahasa sehari-hari, bahasa slang, dan bahasa aneh lainnya yang merupakan kata tidak baku dari negara Indonesia. Padahal, kesan dari bahasa baku sendiri lebih memberikan kesan khas dalam pergaulan dari segi kenasionalan di samping bahasa sehari-hari yang mungkin hanya dimengerti sebagian orang saja.

Orang individualis memiliki kepastian untuk berpikir kreatif dalam membuat suatu hal dan berpikir lebih maju dibandingkan sifat orang yang menonjol pada umumnya. Ketika orang aktif atau orang umum lebih suka melakukan segala hal secara keseluruhan, orang individualis dapat dipastikan mengerjakan sedikit dalam hal berkelompok secara umum. Dari sini, rasa ketidakpercayaan bisa timbul karena pemilihan orang didasarkan pada kehendak pribadi. Padahal, orang aktif bisa saja memancing orang individualis agar bisa seirama degan orang umum walaupun orang individualis hanya berdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun karena faktor tertentu.

Dari segi kekuatan mendalam, orang individualis dapat berkembang melalui rasa takut yang mendalam dan hawa negatif lainnya, seperti trauma, hinaan, celaan, suruhan, dan lain-lain. Hal ini dapat terbukti saat orang tuanya memberlakukan orang itu. Ketika masa kecilnya diberikan suruhan keras untuk melakukan semua yang diinginkan orang tua, semua itu harus bisa dilakukan orang tersebut. Ketika orang tersebut tidak bisa menjalankan perintah orang tua, orang tersebut pasti akan mendapat hukuman. Dengan hal ini, orang tersebut pasti akan berusaha keras untuk menghindari hukuman itu.

Penumpang Kereta Api Melakukan Skrining Rapid Test Antigen Agar Bisa Keluar Kota di Stasiun Pasar Senen Akhir Tahun 2020 (Sumber: Dokumen Pribadi)

Di masa Covid-19, semua aturan dari perintah terlihat sangat ketat, seperti halnya pembatasan di transportasi publik, skrining tes untuk perjalanan transportasi darat, kewajiban bepergian dengan vaksinasi, dan lain-lain. Dari sini, orang-orang Indonesia akan merasa terbebani karena orang Indonesia ingin kebebasan di masa Pandemi Covid-19 secara keseluruhan. Namun hal tersebut pasti membuat senang pada orang individualis sepertiku. Di samping itu masyarakat diharuskan untuk menerapkan 6M oleh pemerintah yang berarti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menjaga pola makan sehat yang disertai istirahat cukup. Poin terakhir mungkin terdengar sangat efektif menjadi kebiasaan yang bermanfaat karena poin terakhir merujuk pada pemulihan diri

Suasana Sepi Penumpang di Perjalanan Kereta Api Lokal Merak 490 Relasi Rangkasbitung—Merak Bulan Oktober Tahun 2020

Saat Pandemi Covid-19 telah berjalan, semua lingkungan pasti terasa sepi, terutama saat pembatasan diterapkan di tempat umum. Di saat itu juga, semua aparat keamanan telah dikirim ke setiap titik untuk menertibkan warga yang tidak menaati peraturan. Dari sini, warga pada tidak percaya terhadap Covid-19 sehingga sosialisasi lebih lanjut perlu ditingkatkan kepada mereka. Menurut pandanganku sosialisasi terhadap warga di beberapa tempat cukup membuahkan hasil. Mereka secara terpaksa harus menuruti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dari sini, aku merasakan paksaan dari pemerintah terkesan ampu untuk menyuruh masyarakat dengan terpaksa.

Komentar